Sejak diberlakukannya interkoneksi SMS berbasis biaya oleh
Kementerian Komunikasi dan Informatika, SMS gratis lintas operator
terancam tak ada lagi. Keputusan pemungutan biaya bagi operator pengirim
SMS ini sudah berlaku per tanggal 1 Juni 2012 kemarin.
Dengan
berlatarbelakang Peraturan Menteri Kominfo Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Interkoneksi, penerapan kebijakan ini dinilai akan menguntungkan
operator dan masyarakat. Bagaimana bisa?
Selama ini masyarakat
merasa diuntungkan dengan SMS gratis terutama antara operator yang
berbeda. Padahal, dari sisi provider telekomunikasi selaku penyedia
layanan, tarif gratis membuat pengguna giat ber-SMS hingga akhirnya
membebani operator penerima SMS. Padahal, selama ini operator penerima
SMS tak menerima upah apapun.
Akibatnya, beban yang begitu banyak
diterima oleh operator penerima mengakibatkan terganggunya jaringan
telekomunikasi. Perkembangan banyaknya lalu lintas SMS yang diterima
tidak sebanding dengan pemasukan yang diperoleh.
Keuntungan bagi
konsumen secara tidak langsung ialah adanya jaminan kualitas operator
yang lebih baik. Dan di sisi lain, pihak operator tak lagi menggunakan
persaingan tak sehat yang selama ini terjadi. Persaingan tak sehat itu
berbuntut pada rendahnya pelayanan, dan sekali lagi konsumen jadi
korban.
Gatot S Dewa Broto selaku Kepala Pusat Informasi dan
Hubungan Masyarakat Kementerian Komunikasi dan Informatika menyatakan
bahwa lalu lintas SMS sebesar 400-500 juta SMS per operator tiap
harinya. Dengan berlakunya sistem baru ini, maka operator penerima SMS
akan menerima ‘kompensasi’ Rp 23 per SMS.
SPAM diharapkan berkurang, operator tentukan harga SMS
Pernahkah
Anda membeli kartu perdana yang kemudian sering menerima kiriman SMS
berisikan iklan-iklan dan sejenisnya? SMS SPAM itulah yang diharapkan
akan berkurang dengan diberlakukannya sistem ini.
Gambarannya,
operator bakal menentukan tarif SMS antar operator sesuai strategi
masing-masing. Sehingga para SPAMMER akan berpikir ulang sebelum
mengirim jutaan SMS SPAM. Pemerintah sendiri tak memiliki wewenang untuk
mengatur tarif SMS.
Bisa jadi trafik SMS akan berkurang banyak,
dan pengguna akan lebih memilih chat seperti Yahoo! Messenger, BBM,
Whatsapp atau iMessage. Asalkan tarif SMS wajar dan kualitas operator
meningkat, kebijakan ini mungkin benar-benar akan menguntungkan
masyarakat.